Thursday, May 23, 2013

TIPS MENGHILANGKAN STRES
Apakah anda merasa stres dengan kesibukan harian anda? bekerja dan terus bekerja?
Berikut tips dari saya semoga bermanfaat.


Tips-tips meghilangkan stres yaitu:
1.Memakan coklat, karena coklat mengandung serotonin yang berfungsi sebagai anti depresan dan coklat juga bisa merangsang tubuh untuk memproduksi enzim endorfin yang dapat berperan sebagai pembuat perasaan senang serta bahagia
2.Cobalah untuk melihat pemandangan alam sekitar yang berwarna hijau. Mungkin bagi anda yang terlalu banyak membaca dan stres akibat hal itu bisa dikurangi dengan melihat hamparan tanaman hijau di sekeliling.
3.Cuci muka atau berwudhu. Setelah lama berkendara juga bisa mengakibatkan stres, karena banyak polusi udara yang mungkin mengenai wajah kita. Ada baiknya kita cuci muka stelah lama berkendara, tapi jika cuaca sedang panas seusai berkendara jangan langsung mencuci muka karena hal tersebut dapat membuat muka kita menjadi gosong nantinya.

Tadi adalah sedikit tips cara menghilangkan stres dari saya, tolong poskan komentar anda.



Wednesday, May 22, 2013

Cerpen pengalaman pribadi



Celengan Uang Receh
Oleh : Lia Fajarwati

Suatu hari, aku hendak berangkat sekolah. Aku melihat adikku, Inar sedang memegang celengan kesayanganku.
“Mau kau apakan celengan itu?”, tanyaku
“Ini loh, tadi mau jatuh, jadi aku taruh sini aja!”, jawabnya
Tak lama kemudian Ibuku memberiku uang saku padaku
“Ini uang sakumu Nggi!”, kata Ibu
“Kok mbak Anggi uang sakunya banyak Buk? Sedangkan aku dikit doang?”, tanya Inar
“Kamu kan sekolahnya pulangnya lebih cepet, jadi uang sakunya nggak perlu banyak-banyak. Lagipila uang saku itu nggak penting, yang penting kalian udah bisa sekolah harusnya bersyukur.”, sahut Ibu
Inar hanya diam dan bergegas berangkat sekolah
“Nanti siang Ibu mau ketempat Budhemu, jadi nanti kalo mau makan sudah Ibu siapkan. Ibu hari ini nggak punya uang, jadi kamu tida Ibu kasih uang lebih”, pesan Ibu
“Iya deh, aku berangkat dulu Bu?”, pamitku
            Ketika di kelas, aku merasa ada yang aneh. Aku teringat dengan celenganku di rumah. Aku baru beberapa hari menabung di celengan tersebut. Aku penasaran, saat ini sudah berapa banyak uang yang aku masukkan kesana? Rencananya aku ingin uang tabunganku itu untuk beli sepatu baru.
“Woi! Ngelamun aja!”, teriak Tika
“Apaan sih kamu? Kaget tauk!”, jawabku dengan nada sedikit kesal
“Ke kantin yuk?”, sahut Tika
“Nggak ah, aku lagi hemat!”, kataku dan aku meninggalkan Tika
Sepeninggalanku tadi, aku berpikir kalo aja tadi aku ke kantin pastinya nanti aku jajan, terus kalo aku jajan aku nggak jadi ngumpulin uang buat beli sepatu dong!
            Bel sudah berbunyi, waktunya aku pulang sekolah. Sesampainya aku di rumah aku langsung mencari celenganku. Aku melihat adikku Inar rupnya sudah ada di rumah, namun aku acuhkan saja. Aku mencari celenganku, tetap nggak ketemu juga. Sampai akhirnya aku tanyakan pada Inar.
“Mana celenganku?” tanyaku agak ketus
“Lha itu, di samping meja”, jawabnya dengan nada pelan
Aku segera mengambil celenganku, ketika aku mengangkat celenganku rasanya ada yang yang aneh. Celenganku terasa lebih ringan dibandingkan dengan yang sebelumnya. Suaranya pun juga lebih berbeda.
            Aku duduk di samping adikku, ku tempatkan celenganku di atas meja dan aku pandangi saja celenganku. Aku berniat untuk membuka celenganku. Aku tahu, celengan ini belum lama aku beli tapi aku sangat penasaran kenapa rasanya ada yang sangat ganjil sekali dengan celenganku. Aku coba meminta pendapat adikku mengenai ini.
“Inar, kok rasanya celenganku ringan banget ya?” tanyaku pada Inar
“Apa iya?” jawab Inar
“Kalo aku buka sekarang gimana? Aku penasaran banget”
“Jangan dulu, baru beberapa hari masak udah kamu pecahin sih?”, usulnya
Tanpa piir panjang aku langsung keluar rumah untuk mengambil batu dan aku pecahkan celenganku. “Oh My God! Kenapa isinya uang receh semua?” teriakku.
“Coba liat! Coba liat!”, kata Inar sambil tertawa melihat isi celenganku
“Kok duitku jadi receh semua?” kataku dengan nada  kesal
“Salahmu sendiri pelit!”
            Aku begitu kesal melihat celenganku yang begitu mengenaskan itu. Tapi siapa yang mbil uang di celenganku itu? Padahal aku yakin benar bahwa setiap hari aku juga memasukkan uang kertas ke dalam celenganku itu. Tapi, kalo aku ingat-ingat kembali orang yang terakhir memegang celenganku itu adikku. Oh iya, tadi pagi adikku pegang celenganku dan ia juga menanyakan pada Ibu mengapa uang sakunya lebih sedikit dibandingkan aku. Dan tadi adikku juga tau letak celenganku di samping meja atau jangan-jangan adikku yang mengambilnya lalu meletakkan celenganku di sampng meja?
“Kamu yang ambil uangku ya?” tudingku dengan ketus
“Ya enggak lah! Ngaco kamu mbak!” jawab Inar
“Lalu siapa yang mengambilnya? Tuyul?”
“Ya mana aku tahu? Aku tadi juga baru pulang kok!”
“Jangan ngeles deh kamu, jelas-jelas tadi pagi kamu pegang celenganku!”
Aku diam dan masih menyangkal bawa Inar yang mengambil uangku. Aku tak habis pikir kenapa dia ambil uangku. Nggak mungkin kalo tuyul yang ambil uangku. Tak lama kemudian Ibu datang.
“Heh! Kenapa kalian berantem? Ada apa to?” tanya Ibu
“Nih Buk! Masak uangku di celengan diambil Inar!” jawabku
“Mbak Anggi! Kamu jangan nuduh gitu dong!” sahut Inar
“Emang bener kok!”
“Kalian apa-apaan sih? Sudah sudah! Diam dulu. Uang di celengan kamu itu Ibu yang ambil. Ibu lagi nggak punya uang jadi tadi Ibu ambil dulu uang kamu. Nanti kalo Ibu udah punya uang Ibu ganti Nggi!” jelas Ibu
“Jadi Ibu yang ambil?” tanyaku
“Makanya, jangan asal nuduh Mbak, punya mulut nggak dijaga!” sindir Inar
“Sudah! Sudah! Ini, kalian udah makan belum? Ibu beli bakso kesukaan kalian. Pasti kalian belum makan kan?” kata Ibu